Tuesday, November 26, 2013

Antara Uang Receh di Indonesia dan di Amerika

Uang 'receh' 200 perak (uang-kuno.com)

Pada saat suatu kali berangkat kerja, di bus kusaksikan seorang pengamen yang membawa alat music pukul beraksi. Ia nyanyikan lagu-agu shalawatan yang aku sudah familiar. Suaranya sumbang sana sini (Bukan berarti aku bisa bernyanyi, tapi aku tahu mana suara dan nyanyian yang menarik atau tidak secara umum).

Selesai ia bernyanyi, ia balik alat musikya, dan berkeliling ke tiap penumpang. Sebagian memberi sebagian tidak. Aku pada sebagian kedua. Jujur saja, nyanyiannya kurang bagus, jadi agak malas memberi tip.

Aku perhatikan ada seorang mbak-mbak kasih pengamen itu sebuah coin. Aku tak perhatikan coin apa dan berapa nominalnya. Lagipula buat apa juga mikirin itu.

Tapi momen yang mengagetkan terjadi ketika si pengamin turun dari bus. Sesegera it turun, terdengar suara “klincing…”

Tuesday, November 19, 2013

Konsekuensi Negatif Apa Positif?

Halaman depan kosanku
Sepagi tadi rasanya mata pedih. Soalnya bukan apa-apa, seketika aku membuka pintu kosan, bukannya kesejukan atau keramahan pagi yang menyapa, tapi sampah bekas ranting dan dedaunan pohon belimbing. Tinggi dan rindangnya pohon ini, ternyata bikin juga banyak sampah, apalagi musim hujan begini.

Aku sedikit diam. Ini sampah semua mau diapakan?

Akhinya aku putuskan untuk mengambil sapu dan sedikit demi sedikit, halaman depan kosan nampak bersih kembali. Sejenak duduk, aku senang melihat suasana kembali bersih. Tapi kemudian aku berpikir, pohon yang rindang ini rupanya punya sebuah dampak negatif: sampah ranting dan dedaunan yang banyak.

Aku kemudian terus berpikir. Apa ini benar-benar konsekuensi negatif?