(REFLEKSI HARI/JAZZ MUHAMMAD) Keranjang Lipat - Enur yang giat memasarkan produk kerajinan tangan dari Tasikmalaya |
Ada yang menarik dari anak muda satu ini: kuliah sambil berbisnis. Ini adalah kegiatan yang masih langka di dunia perkuliahan. Umumnya mahasiswa akan menghabiskan waktunya dengn mengerjakan tugas-tugas makalah dan ngetem di depan komputer. Tapi Enur mencoba hal lain. Meski nilai kuliahnya tak bagus-bagus amat, ia mampu menciptakan prestasi di sisi lain kehidupannya: berbisnis untuk kemandirian hidupnya.
Waktu luang ia gunakan untuk berkeliling mencari pelanggan dagangan-nya. Ia berjualan kerajinan tangan yang berasal dari kampung halamannya: Tasikmalaya. Barang-barang kerajinan yang ia dagangkan antara lain keranjang lipat, tas, sandal, tikar, dan bebebrapa macam barang-barang rumah tangga lainnya.
Barang-barang kreatif itu dibuat oleh tangan-tangan pengrajin dari ‘kota anyaman’ itu. Bahan-bahan yang digunakan dari alam, kata Enur. Ada yang terbuat dari pandan, rotan, ataupun mendong. Produsennya adalah keluarganya sendiri. Akan tetapi, ketika pemesanan terlampau banyak, maka ia tak segan untuk melibatkan produsen lain untuk bergabung.
Di samping kegiatan bisnis yang sedikit menyibukkan, Enur tetaplah mahasiswa Universitas Paramadina dengan segala kawajiban akademis yang melingkupinya. Ia mengaku memang sedikit sulit untuk mengatur waktu. Kuliah dan bisnis bila sekilas akan berseberangan, tetapi bila dijalani dengan hati-hati dan sungguh-sungguh akan membuahkan hasil yang memuaskan di kedua pihak.
“Ya bisnis mah di waktu luang, kuliah tetep jalan, bisnis jalan. Tugas-tugas tetep ngumpulin, ya meski pas-pasan nilainya. He-he.” Ujarnya dengan logat khas sunda yang kental.
Bantuan teknologi
Enur mengakui, memang jarak yang cukup jauh antara pasar yang ia kelola dengan asal produk membuat sedikit kendala. Namun, menurutnya, itu semua teratasi dengan kemajuan teknologi yang sekarang ini berkembang. Teknologi seluler yang ini marak dan maju membuatnya mudah untuk menjalankan bisnis kerajian ini.
“Telepon geggam ini sangat membantu saya,” selanya sambil menunjukkan sebuah telepon genggam sederhananya, “saya merasa ini sangan efisien. Komunikasi lancar, apalagi untuk buat agreement (perjanjian) dengan pelangan. Dan apapun jadi cepat, saya merasa teknologi ini sangat membantu saya.”
Perihal teknologi ini, Enur yang menggunakan layanan produk XL ini mengatakan bahwa memang ada kelemahan dan kelebihan. Ada provider yang murah juga ada yang mahal. Yang murah kadang tak berlayanan bagus, pun sebaliknya, untuk mendapat layanan yang qualified, harga selangit harus ditelan.
Meski demikian, kemajuan teknologi seluler di Indonesia memang harus diakui cukup pesat. Kemampuan layanannya pun ikut berkembang pesat. Misal, produk XL telah mengaplikasikan teknologi GSM 900/DCS 1800 dan sistem IMT-2000/3G untuk meningkatkan kualitas layanannya. Jaringan GSM dengan tekonologi DCS (Digital Celluler System) 1800 ini dapat meng-cover pelanggan jauh lebih banyak. Sementara, IMT-2000 merupakan sistem komunikasi bergerak (Mobile Communication System) generasi ketiga (3G) yang diciptakan untuk layanan global. Teknologi ini mengintegrasikan telepon selular dengan sistem komunikasi bergerak dengan satelit (Mobile Satellite System).
Pengabdian kecil
Untuk bisnis kecil-kecilan, kadang ini jadi pilihan sulit. Tapi baginya, dengan layanan seluler yang ia gunakan sekarang, ia sudah cukup puas, setidaknya dalam hal harga. “Maklum, masih kecil-kecilan, kalo yang mahal belum terjangkau, Mas.” katanya.
Namun, ia masih mengharap bahwa layanan provider-provider seluler di Indonesia harus ditingkatkan. Soalnya, kemajuan industri kreatif di Indonesia akan menjadi tren menarik di masa depan. Teknologi seluler ia buktikan bahwa punya peranan penting dalam menopang kemajuannya. Buat bisnis yang masih baru, teknologi ini sangat memantu untuk ekspansi, tegasnya kemudian. “Ya kalau bisa mah murah dan layanannya bagus. Tapi ya kayaknya sulit itu, Ha-ha-ha!”
Bisnis ini akan terus ia jalankan meski kuliah makin terasa memadat di akhir-akhirnya. Enur berkomitmen bahwa ia yakin ini adalah wujud upayanya untuk mandiri secara pribadi. Minimal, ia tak mem-‘benalu ‘pada orang lain maupun orang tuanya sendiri. Dari usaha ini, ia cukuplah terbantu biaya hidupnya sehari-hari. Untuk biaya kuliah, ia telah mendapat pembiayaan penuh dari program beasiswa Paramadina Fellowhip yang ia terima sejak semester pertama kuliah.
Sejauh ini, pasar yang ia kelola masih terbatas mahasiswa di kampus. Dosen-dosen juga ia tawari dan responnya positif. Layanan transaksi on-line pun mulai ia jajaki. Lewat situs dagang on-line, ia jajakan dagangannya. Tapi, yang jelas untuk sekarang ini, ia masih memanfaatkan layanan seluler yang ia gunakan sekarang. “Layanan on-line masih agak susah, Mas. Mungkin belum terbangun kepercayaan di sana,” tukasnya.
Ia terlihat giat mengembangkan bisnisnya. Memang ini tidak terlalu besar, omzetnya juga masih jauh dari gaji bersih seorang Gayus Tambunan. Tapi mimpinya untuk menjadi wirausahawan patut kita apresiasi. Ia yakin bahwa dengan berwirausaha ia bisa berkontribusi bagi negerinya, mengabdi barang sedikit. “Saya ingin melihat penduduk negeri ini bisa bekerja semuanya, Mas, itu saja…”
Biodata
Nama : Enur Nursyamsi
Tempat dan tanggal lahir : Tasikmalaya, 1 Oktober 1989
Pendidikan : Universitas Paramadina / Manajemen
Prestasi : Penerima beasiswa penuh Paramadina Fellowship 2008
hallo kawand...
ReplyDelete:)
maaf kalo spam..
mau nyoba dapet HP gratis? ato mMP3 gratis? ato PS/OX gratis…??
Coba ini aja deh..ga rugi2 amat…ga ngeluarin duit juga, paling cuma listrik sama internet dikit..lumayan lah..namanya juga usaha..
SALAM BERKAWAND
wah salam kenal dulu neh, agku dah follow blog kamu lhoooo
ReplyDeleteWah wah wah, dirimyu sekarang jadi bagian marketingnya XL yah Cid? :-)
ReplyDeleteBtw salut buat Enur. Jadi inget dengan dagangan gw. jaman SMP jualan sendal. Jaman SMA jualan pisang goreng & kue2. Pas kuliah macem2, dari baju, sepatu, tas, ampe rujak cingur *yang terakhir boong*. Toss dulu ah sama Enur, sang penerima beasiswa penuh plus tukang dagang jempolan
buat Jeng Soes:
ReplyDeletehahaha ini mah buat lomba.. jadi ya gini...
oke nanti salutnya tak sampein ke Enur
aku paling ga bisa berbinis xDD
ReplyDeletetapi tampaknya si enur ini keren, bahkan peraih beasiswa gitu ^^
buat teh Clara:
ReplyDeletedicoba teh... pasti menarik
owalah, buat lomba tah..
ReplyDeleteTemen ndiri ya Jazz... Salut deh buat manajemen waktunya walau berbisnis tapi kuliah tetap jalan. Yah asal jangan sampai asal lulus saja sih, kan sayang biaya yg udah dikeluarkan^^ hidup putra bangsa!
ReplyDeleteide tulisannya boleh juga :) moga menang :)
ReplyDeletewah Enur ternyata sudah menjadi usahawan terkenal,,,
ReplyDeletesukses dah buat Enur, semoga usahanya lancar. Usaha bersih dan dari awal akan menghasilkan kebahagiaan sendiri. Empat jempol deh buat Enur,,,,
buat Kemayu:
ReplyDeletehehehe.. yo ben to
buat Teh Alice:
ya sambil mulai mengawali Teh... biar nanti setelah lulus dah siap bisnis yang lebih gedhe
buat kang waroeng:
ReplyDeletewah, makasih doanya kang....
buat pathur:
oke thur, makasih doanya ya hehe