Thursday, September 23, 2010

Report Medio September: Silaturahim

ilustrasi (mbah google)
Bulan September ini, atmosfer Negeri Nusantara ini berrubah mendadak menjadi religius. Maklum, di bulan ini, Bumi Pertiwi ini menghadapi bulan Ramadhan sekaligus Idul Fitrinya.

Untuk itu, aku, sebelum berceloteh lebih lanjut, dan lebih ngawur, aku sampaikan,

“Selamat Hari Raya Idul Fitri 1431 H. Mohon maaf lahir dan batin. Semoga Ramadhan dan Lebaran kali ini barakah (transformatif) dan manfaat (produktif)! Semoga bisa bertemu dengan Ramadhan dan Hari Raya kelak di tahun depan!”

Kampus ‘off’. Tak ada kegiatan, sama sekali. Aku pun sedang mudik ketika tulisan ini kugarap. Paramadina memang menggabung libur akhir semester pendek yang bikin penat itu, dengan libur hari raya. Jadi dua minggunya doubled. Horeee… !!!

Kukira, meski liburan, ada sesuatu hal yang perlu kusampaikan. Ini berhubungan dengan dunia tulis menulis. Kampus kami mengadakan lomba bertajuk “News Feature Writing Competition 2010”. Kegiatan ini terselenggara hasil kerjasama Paramadina dengan harian The Jakarta Post. Tema yang dipilih ada tiga: Mengapa sulit memberantas korupsi di lingkungan birokrasi?, Naik turunnya persepakbolaan Indonesia, dan Jaringan sosial media dan masalah kerahasiaan pribadi (privacy).

Ibu-Ibu, Bapak-Bapak, Nyai, Ndoro… Yang mau ikutan, silakan-silakan! Lha wong gratisan ko’! Kalau mau info lengkapnya, buka saja www.paramadina.ac.id

Sekarang pindah, atau kembali, ke masalah Idul Fitri. Adalah tradisi masyarakat Indonesia untuk berkunjung ke sanak saudara, teman-teman dekat, teman-teman jaman dulu, juga tetangga-tetangga ketika lebaran tiba. Tak ada niatan tertentu kecuali bersilaturahim dan bermaaf-maafan.

Dengan kecanggihan teknologi, silaturahim pun macamnya kini beragam. Yang paling aku soroti adalah munculnya cara paling simple untuk bersilaturahim dan mengucapkan maaf lahir batin dan selamat lebaran lewat facebook. Caranya mudah, upload sebuah gambar editan photoshop, lalu tag-tag ke teman-teman yang seabreg itu. Berezzz

Tetapi, bagiku silaturahim dengan bertatap langsung tetaplah is the best. Dengan pertemuan itu, silang pertukaran informasi jauh lebih ‘berasa’. Kedekatan emosional kemanusiaan jauh lebih terpelihara. Orang pun akan merasa dimanusiakan. Jadi, silaturahim sebenarnya membawa semangat humanisme yang kental.

Silaturahim, juga wujud dari networking. Betapa tidak, ketika perjumpaan antar manusia terjadi, maka relasi pun terbentuk. Bagi yang sudah saling kenal, maka kedekatan relasional pun bisa lebih terekatkan. Yang baru berjumpa, sekedar kenal pun tak apa, toh kelak akan diulangi tahun depan.

Jejaring pertemanan pun meluas dan kata seorang penulis, jejaring akan membuat impian seseorang setidaknya memiliki 'pijakan kuat'. Orang sepintar model apapun kalau tak punya teman mau apa? Teman akan meluaskan cakupan upaya kita. Yang sedang belajar, maka teman akan datang melengkapi pengetahuan itu. Yang berdagang, maka teman akan datang meramaikan pembelian. Yang butuh tempat tumpangan, maka teman bisa diandalkan. Yang belum dapat jodoh, maka teman bisa membantu carikan, atau bahkan jadi jodoh itu. Hehe.

Your high GPA will only get you to the job interview, but your leadership and network will get you to the real job” kata Pak Rektor.

Silaturahim memang top markotop surotop. Nabi Saw pun telah mengatakan bahwa silaturahim melancarkan rezeki. Benar bukan? Ah, ya sudahlah, jangan sampai memutus silaturahim, karena itu dibenci orang, dan tak disukai Tuhan.

Terakhir, aku ingin sampaikan kalau tulisanku ini ada manfaatnya, silakan sampaikan pada yang lain. Tetapi bila menyebalkan, atau membosankan, silakan sampaikan padaku. Biar segera dipertimbangkan perbaikannya. Kata temanku, pesan terakhir ini mirip dengan motto warung nasi di dekat rumahnya. Apa?! Ah, apa iya?

5 comments:

  1. Buat Kang Musa:
    Wah, makasih kang... senang bisa berbagi...
    ya saya sudah mampir... bagus juga

    ReplyDelete
  2. asskum.......salam kenal dari SMKN1 KERTOSONO

    ReplyDelete
  3. Waalaikum salam

    salam kenal juga... oya saya kenal Guru Fendik... Bu Puspita kan ya?

    sip2

    ReplyDelete