Wednesday, December 28, 2011

Negeri yang Terstandardisasi

US light switch (click on it for the source)
FARGO-JAZZMUHAMMAD - Dulu, yang muncul dipikiranku tentang negara adidaya Amerika adalah sebuah negara maju. Teknologi dan pendidikannya seperti beberapa ratus langkah di depan dari Negara-negara lain. Tapi apa yang membuat negara ini begitu punya pengaruh di dunia?

Jared Diamond, seorang ilmuan mencoba mencari jawaban mengapa “orang-orang kulit putih” saat ini menguasai dunia dengan kemampuan teknologi. Ia berargumen bahwa gun, germ dan steel telah membawa orang-orang ini dapat menaklukkan dunia. Okelah, itu masa lalu. Saiki-saiki, biyen-biyen. Mari lihat apa yang terjadi sekarang pada negara-negara maju ini, dan secara khusus di US. Anyway, kalau mau lihat videonya, klik di sini.

Nah, sebagai negara maju, ternyata satu hal yang bagiku cukup sederhana tapi mengherankan adalah hampir semua hal di sini terstandadisasi. Negara ini menerapkan sistem standar pada setiap apapun yang ada di dalamnya.

Aku akan mulai dengan light switch atau yang di Indo biasa disebut dengan sakelar. Setahuku (Ini setahuku, jadi mau percaya atau tidak tak apa-apa) di Negara ini, semua sakelar punya bentuk yang sama. Mulai di tempat umum sampai rumah-rumah sakelarnya akan punya bentuk yang sama.

Lalu bentuk pintu atau sistem ke-pintu-an yang hampir sama di tiap tempat. Untuk tempat-tempat umum, seperti toilet, terminal, atau juga student center, model pintunya sangat tebal, berat untuk membukanya. Bagi yang di indo, kawan-kawan bisa lihat model pintu US di At America yang ada di Pacific Place atau di kedutaan atau konjen Amerika.

Umumnya sistem pintu ini adalah untuk masuk, maka kita akan memerlukan kunci, tetapi untuk keluar tidak. Penguncian dari dalam umumnya hanya menggunakan switch yang diputar atau digeser, atau memang pntu hanya bisa dibuka tanpa kunci dari dalam. Dari luar? Harus pakai kunci. Karena itu, banyak orang US yang kemana-mana bawa kunci se-“paket”!

Sistem penamaan jalan pun juga demikian. Di US tak seperti di Indo, penamaan jalan bisa bermacam beribu-ribu nama. Di sini, hanya ada dua: avenue (ave) atau street (st). Yang melintang ke barat-timur adalah avenue, yang membujur utara-selatan adalah street. Tinggal nanti penamaannya diberi nomor yang diurutkan.

Namun ada beberapa jalan yang diberi nama khusus seperti Broadway yang biasanya di downtown dan, kalau di NDSU, ada juga University Drive karena jalan ini melewati kampus. Untuk detail penamaan jalan akan aku ceritakan di lain tulisan.

Karena sistem yang standar ini, pelayanan fasilitas umum pun juga standar di mana-mana. Mau di tempat yang cukup terpencil, akan ada layanan toilet yang memadai dan umumnya bersih. Juga ada vending machine yang bekerja dengan baik.

Di US, barang-barang di sini umunya apunya kualitas yang baik karena memang telah ada standar yang ditentukan untuk setia barang yang dilempar ke konsumen. Di sini makanan sangat berkualitas dan memang mahal. Orang tak bisa asal buka warung. Akan ada standar khusus untuk membukanya.

Selain itu, baju-baju dan alat-alat rumah tangga umumnya punya kualitas yang sangat baik. Di US jarang ada sepati yang lepas sol-nya, tas yang pitus cantolan-nya. Tapi ya pasti ada kadang satu dua masalah. Namanya juga dunia, tak ada yang sempurna (Halah…).

Terakhir, yang aku temui dan sebenarnya masih banyak lagi, adalah sistem keamanan di bandara. Dari bandara yang kecil sampai yang besar sekali, US memiliki standar keamanan yang sama. Jaket, sepatu, ikat pinggang serta apapun yang ada di kantong harus dikeluarkan. Tak boleh bawa cairan dalam wadah lebih dari 100 ml, dan masih banyak lagi.

Di sini yang perlu diperhatikan adalah sebenarnya mereka, para petugas yang melakukan cek keamaan tak punya urusan dengan pelanggan. Tetapi mereka punya standar kerja yang kalau tak dilakukan akan berimbas pada karier kerja mereka.

Contohnya, katakanlah di bandara, seorang petugas punya teman baik ata keluarga yang akan naik pesawat. Maka ia harus memperlakukannya sama dengan siapapun. Si teman yang di cek tak boleh marah karena ini adalah prosedur. Bagaimana kalau si petugas meloloskannya?

Kalau memang temannya punya niat baik tak apa-apa, tetapi kalau ternyata ia dipakai pemerintah untuk mengecek kinerja para petugas keamanan, maka di petugas akan dapat masalah besar. Begitu pula dengan kepolisian di sini.

Setiap pengendara sangat “takut” dengan polisi meski polisinya adalah wanita. Sebab kalau terjadi sesuatu, maka imbas ke depannya akan sangat panjang: asuransi yang naik preminya (di sini asuransi wajib bagi mobil) juga mungkin izin berkendara yang akan bermasalah. Polisi pun juga tak akan berani menerima suap karena kalau ternyata orang yang menyuap adalah agen pemerintah yang melakukan cek kinerja polisi.

Namun Amerika bukanlah negara yang sempurna. Standardisasi tak menjamin negara ini tanpa masalah. Masih banyak saja orang yang melanggar lalu lintas, melakukan tindakan kriminalitas. Lalu, di US ternyata banyak juga gelandangan atau di sini sering disebut homeless atau hobo.

Mereka hidup di jalan-jalan, malas kerja dan minta-minta pada orang lain. Kau tahu kawan, hal inilah yang pada awalnya membuatku heran: ternyata di negeri yang semaju ini ada gelandangan! Memang dunia tak ada yang sempurna.

Tapi di US banyak homeless center yang memberi makan mereka. Sebagian diberdayakan untuk bekerja dan kemudian dapat mandiri. FYI, aku di semester kemarin jadi volunteer di salah satu homeless center namanya New Life Center.

Bagaimana ya dengan Indonesia?





2 comments:

  1. wah..aku suka baca ceritanya kak, jadi tahu bagaimana keadaan disana, jadi pengen visit ke sana juga, hehe..:)

    ReplyDelete
  2. Wah mantab....saya rasa nek masalah standar ya gak jauh beda ya,
    di Indo masalah standar ya mecem2....tp mek beda penerapane ae..hehe

    ReplyDelete