Sunday, October 13, 2013

Ayo Lihat Nutrition Facts-nya

Kita bahkan bisa cek gizi cherry di internet
Beberapa waktu lalu aku membeli kopi sachet (Jawa: rentengan) di sebuah mini market. Maklum, aku adalah seorang yang merasa bahwa hidup kurang berasa tanpa secangkir kopi.

Singkat cerita setelah mencari kopi yang disukai, akhirnya aku mulai melihat kandungan apa saja yang ada di dalamnya. Yang pertama kulihat adalah komposisi dari minuman ini. Kedua aku akan mencari yang namanya informasi gizi. Yang bentuknya kotak, yang bahasa Inggrisnya nutrition facts.

Rupanya kopi siap seduh yang kuminati ini tak punya kotak itu. Sedikit banyak ini membuatku agak ragu membeli produk ini sebenarnya, meski akhirnya tetap membeli.

Nah, dalam membeli makanan, terutama makanan dalam kemasan, langkah-langkah itulah yang kira-kira kulakukan. Jadi kalau aku membeli sesuatu, ada semacam prosedurnya, ya meski sederhana begitu.

Bagiku, memeriksa kandungan gizi produk makanan dan minuman adalah penting. Sebab, kau akan tahu bahan apa saja yang akan memasuki tubuhmu.

Yang paling menjadi perhatianku adalah ketika membeli produk kemasan semisal soda dan mie instan.

Kalau kau mau sejenak melihat minuman soda, katakanlah coke atau pepsi, kau bisa lihat kandungan gula-nya. Kalau tdak salah itu sekitar 20-30 gram. Terlihat sedikit memang. Tapi kalau kau mau hitung benar, 30 gram gula itu banyak sekali. Bisa jadi kalau kau punya gelas 500 ml, gula itu seperempat gelas itu. Banyak bukan?

Kalau kau beli mie instan, maka kau di dalam nutrition facts kau bisa lihat semua kandungan gizinya. Total lemak dan total natrium lah yang aku cek. Lihatlah berapa persen lemak yang dikandung. Kalau itu 30%, maka mudahnya kalau kau mengkonsumsi 5 bungkus, maka kau sudah kelebihan lemak karena lemak yang masuk dari mie instan sudah 150% dari total kebutuhanmu (100%).

Begitu juga natrium yang notabene adalah garam. Cobalah cek berapa kandungannya. Suatu kali pernah aku cek salah satu produk mie instan ini dan aku kaget karena jumlahnya sudah lebih dari 100% untuk satu bungkus.

Jadi, memang benar kata orang kalau mengkonsumsi produk-produk semacam itu tak baik bila berlebihan. Kebanyakan gula, misalnya dari minuman bersoda, akan membuat anda obesitas. Kandungan gula berlebih akan membuat timbunan kalori yang berujung pada kegemukan.

Soal garam, tentu tubuh kita perlu garam. Tapi kandungan garam dalam mie instan yang berlebih tentu juga berbahaya. Konsumsi garam berlebih akan merusak metabolisme terutama pada kerja ginjal.

Pada intinya, kalau memilih makanan dalam kemasan, kita harus jeli melihat kandungan gizinya.

Makanan-makanan di negara maju hampir semua punya label kandungan gizi. Sayur-sayuran bagaimana? Kalau kau belanja di supermarket di sana, biasanya di label harga pada rak sayuran tersebut akan terpampang kandungan gizinya.

Memang di Indonesia tak semua demikian. Kau tak mungkin ke pasar bertanya dulu pada pedagangnya kandungan sayur ini apa, sayur itu apa. Yang ada kau malah disuruh pergi.

Saat ini masih banyak makanan kemasan di Indonesia yang belum memiliki kotak nutrition facts. Bukan hanya karena pemerintah tidak tegas soal aturan, tapi kita juga banyak yang memang merasa itu tidak penting. Makan ya makan. Asal enak ya dimakan.

Bukannya aku merasa paling baik karena sudah menerapkan prosedur sederhana dengan mengecek nutrition facts sebuah makanan yang ku makan, maka aku lebih baik. Bukan itu.

Tapi, menurutku ini sesuatu yang baik. Maka dari itu aku bagikan. Oh, kau di era internet ini, kau bisa juga cek nutrition facts setiap buah, sayuran dan hasil pertanian lainnya di dunia maya. Tinggal di google saja. Semoga bermanfaat.

4 comments:

  1. betul2, konsumen jg harus pinter en cermat :)
    tapi kykx mmg makanan/minuman yg nutrisinya nyari 1% aja, ga bakal cantumin kotak nutrisi itu, takut ga laku hahah

    ReplyDelete
  2. Hahaha mungkin juga. Tapi sebagai konsumen seharusnya sudah harus paham hal-hal ini. Jadi konsumen yang bertanggung jawab buat dirinya sendiri dan orang lain.

    ReplyDelete