Monday, February 1, 2010

Ventilasi Kereta Ekonomi Multifungsi

Apa yang di cari manusia? Aku jawab, yang gratis-gratis. Kalau tak ada yang gratis? Ya yang murah. Aku ini manusia. Jadi aku juga suka yang gratis, kalau tak ada, ya minimal yang murah. Tapi harap tahu, kalau yang murah dan gratis itu konsekuensinya adalah komfortabilitas yang rendah.

Sebagai perantauan di Jakarta, pulang kampung adalah hal yang sangat menarik. Setelah berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun tak bertemu, maka moment pertemuan dengan keluarga menjadi sangat sakral lagi penting. Pulang kampung tentu membutuhkan transportasi dan tentunya, transportasi yang murah meriah.

Sebagai perantauan, aku tentu juga tak akan melewatkan kesempatan untuk pulang kampung. Transportasi yang aku pilih adalah tentu yang murah meriah. Kau tahu kenapa? Ya karena aku manusia dan manusa kan suka yang gratis atau minimal murah.

Economy Class
Aku memilih kereta. Economy class tentunya. Kelas ekonomi adalah standar paling rendah dalam tingkatan pelayanan in term of kereta api di Indonesia. Aku beri tahu, sesuai pernyataan di awal tulisan ini, harganya yang murah benar-benar terbukti berkonsekuensi logis pada komfortabilitas yang super rendah.

Kereta api economy class terkenal dengan keretanya yang superkotor. Aku bertaruh, kalau Anda menemukan kereta api ekonomi yang bersih di Indonesia, silahkan melangkahi mayatku, hehehe….

Yang bertanggung jawab atas kekotoran ini adalah dua pihak utama. Pertama adalah pihak PT KAI yang memang tak peduli kebersihan. Tak ada upaya unuk mebuat fasilitas itu terlihat bersih dan nyaman. Meski ini kelas ekonomi, yang bayarnya murah, tentunya pengelola tersebut tahu bahwa kebersihan adalah sesautu yang penting. Kalau kereta bersih, yang menggunakannya juga nyaman.

Kedua, penumpangnya sendiri. Inilah masalah klasik di bumi Indonesia. Orang tak tahu kebersihan dan buang sampah sembarangan. Aku sendiri tak paham, apa yang menjadi mereka itu tak tahu kebersihan. Sampah plastik akan berserakan dan mengganggu pandangan, bagiku. Kecil besar, tua muda, sama saja. Mereka seakan tak peduli atas apa yang mereka lakukan itu, tak sadar bahwa kebersihan itu akan memberi manfaat jangka panjang.

Yang mereka pikir adalah ego mereka masing-masing. Bagaimana tidak? Pokoknya urusan mereka selesai ya sudah. Selesai makan, lalu perut mereka kenyang ya sudah. Selesai minum, botolnya ke mana, tak dipikirkan. Sampahnya sudah tak ada dalam perhuitungan lagi. Kalaupun ada itu nomer tigaratus sekian. Lalu dibuang begitu saja.

Mungkin memang budayanya seperti itu. Dan masalahnya, ketika budaya itu kuat maka regulasi macam apapun tak akan mempan membendungnya. Inilah keajaiban budaya, punya invisible power yang mengendalikan orang secara massa. Namun keajaiban itu akan menjadi musibah kalau budaya yang tercipta adalah budaya yang penuh sia-sia.

Pasar Jalan
Anda akan menemukan pasar berjalan di dalam kereta kelas ekonomi. Dengan duduk di satu tempat saja, Anda akan bisa menemui beberapa penjual makanan, souvenir, oleh-oleh sampai baju batik pun ada. Ketika anda haus, maka tunggu saja sebentar, maka akan muncul suara, “Akua-akua, mizon-mizon!”. Lamat-lamat, tapi pasti datang. Yang lebih unik lagi, pasar berjalan ini akan berganti genre ketika berganti daerah yang dilalui kereta. Anda tahu maksudnya? Anda tak akan menemui penjual baju batik, kecuali anda lewat Pekalongan dan sekitarnya. Anda tidak akan menemui nasi pecel dan juga brem, kecuali Anda melewati daerah Madiun dan sekitarnya.
Satu fenomena menarik dalam kereta api ekonomi yang kulihat adalah kehadiran vetilasi multifungsi. Memang banyak fungsinya ventilasi kerea api itu.

Anda pasti tahu kalau kereta api ekonomi tak punya AC (air conditioner). Yang ada AC alam alias angin cendela. Maka, ventilasi itulah yang jadi penyegar ruangan. Angin yang masuk jadi alternatif kesegaran yang tak mungkin di jangkau oleh kelas ekonomi. Ventilasi adalah sarana untuk ngisis.

Tempat Sampah Jalan
Kalau tak mau buang sampah di dalam kereta, maka ventilasi itu jadi tempat sampah berjalan. Mulutnya tak beranjak dan kecil, tapi kantong adalah dunia sepanjang rel kereta api itu. Inilah tempat sampah yang hanya Anda jumpai di Indonesia, lebih tepatnya kalau Anda naik kereta kelas ekonomi. Ini berarti buang sampahnya kemana-mana. Jadi penumpang kereta ekonomi tak mau area sekitar tempat duduknya kotor, tapi menciptakan kekotoran di tempat lain. Sungguh lihai orang-orang kelas ekonomi ini.

Anda yang suka meludah, bersuka rialah karena dengan naik kereta ekonomi, anda bisa meludah sepuasnya. Dimana mas meludahnya? Ventilasi, ya ventilasi. Aku lihat seringkali penumpang kereta ekonomi memuntahkan ludahnya melalui ventilasi. Sungguh multi fungsi ventilasi yang satu ini.

Kalau anda mau naik kereta ekonomi, temukan saja fungsi-fungsi lain dari ventilasi nya. Akan ada macam-macam yang bisa Anda temui dan eksplorasi.

Kalau mau naik kereta ekonomi class, itulah gambarannya. Bagi Anda yang tetap ingin menaikinya, silakan, bagi yang tidak silakan. Tapi yang jelas, meski murah, pelayanannya tetap harus dan perlu diperbaiki.


nikmati juga tulisan ini di kompasianaku
jangan lupa ninggal komen ya....

5 comments:

  1. emang sih kereta ekonomi bnyk kekurangannya tapi seru loh syid kalau naiknya bareng sama sohib sohib...bisa narsis di kereta...bisa lirik sana lirik sini hahaha...
    nice post...(based on true story ya)

    ReplyDelete
  2. ya itu ki masalahnya, seru sih seru, tapi bagiku lihat fenomena2 seperti yang ku tulis...hah bikin sebel...

    semoga bsa berubah

    ReplyDelete
  3. amin....jadi pngen wisata kuliner di kereta deh hahaha...

    ReplyDelete
  4. hahaha....

    emang ngga pernah naek kereta ki?
    OKOK

    ReplyDelete
  5. Bener ya? Sekarang Ekonomi sdh bersih lo :3

    ReplyDelete