Wednesday, October 6, 2010

Jangan Sampai Sisa!

ilustrasi (arisrusman.web.id)
Mbok dihabisin sisanya!
Ah, males, udah kenyang

Kata Abraham Maslow, sebagai manusia, kebutuhan dasarnya adalah makan dan sebangsanya. Saya dan kamu adalah manusia ‘kan? Maka makan adalah kebutuhan dasar kita. Kalau kata ahli biologi, makan itu sumber energi untuk beraktivitas. Lalu kata pak ustadz, makan itu ibadah. Jangan bilang kalau kamu tak butuh makan! Bukan manusia berarti.

Maka kita harus makan! Memang itu kebutuhan dasar. Kalau tidak, bisa lemes. Tak bisa beraktivitas. Terus? Ke laut aja mas....hehe

Makan disebabkan oleh rasa lapar. Lalu kalau habis makan, maka kenyang. Udah tahu, Mas!

Tapi makan itu secukupnya. Jangan berlebih atau kurang. Artinya jangan sampai ada sisa atu juga sampai kekurangan. Saya teringat kata-kata Aa Gym. Beliau menyampaikan kalau, "Makan itu lebih baik nambah daripada sisa." Artinya? Ya kalau makan jangan kemaruk alias puo-puo alias rakus. Kalau makan itu secukupnya. Menyisakan makanan berarti menyia-siakannya.

Menyia-siakan berarti mubadzir. Kalau mubadzir berarti dosa. Lagi pula, masih banyak orang yang serba kekurangan, makan sekali sehari saja belum tentu. Terus kita malah buang-buang makanan. Hu...h!


sugiharto (detikfinance.com)
Suatu saat saya berkesempatan menonton langsung sebuah talk show bersama Pak Sugiharto. Ia adalah pengusaha sekaligus mantan menteri BUMN. Dia mengatakan kalau makan tak pernah sisa meski satu upo nasi. Kamu tahu kenapa? Ia adalah orang sukses yang mulai dari nol.

Ia tahu bagaimana rasanya hidup susah. Kerja serabutan, jadi tukang parkir, jadi penjaga bioskop. Ia tak mau ada sisa nasi dipiringnya. Ia tahu kalau mencari sesuap nasi itu susah.

Sementara kita yang kebetulan mendapat kemudahan malah saenake udele dhewe. Makan so' nyisa-nyisa. Alasannya sudah kenyang. Ya salah sendiri ngambilnya kebanyakan. Atau ya coba-coba saja.

Kadang kita berpikir kalau sisa makanan itu tak seberapa. Tak akan ngefek pada hidup. Tapi, kalau kita mau berpikir sejenak, maka sebenarnya berusaha makan tak bersisa itu adalah wujud hidup penuh penghargaan. Kita menghargai sesuatu mulai dari yang kecil. Mulai dari hal yang sepele seperti sisa makanan.

Kita menghargai bagaimana petani “menghidupkan” padi lalu meramutnya hingga menguning. Tak tahu matahari terik, mereka kebaskan batang-batang jerami di persawahan. Digiling, dikemas di pabrik, lalu sampai ke dapur kita. Tetapi, yang paling penting adalah kita menghargai pemberian Tuhan. Kita mensyukurinya, sebaik-baiknya.

Solusinya? Persis apa yang dikatakan Aa Gym. “Lebih baik nambah daripada sisa!” Jadi ngga ada alasan kalau sudah kenyang. Saya kira Aa Gym mengajak kita untuk sejenak berpikir sebelum bertindak. Jangan sampai ada yang sia-sia.

Masih banyak orang yang belum beruntung seperti kamu juga aku. Bayangkan, kebutuhan dasar saja mereka tak tentu bisa memenuhinya. Untuk makan besok saja masih belum pasti. Masih tega nyisain makanan?


6 comments:

  1. haihhh~~ aku kadang suka nyisain makanan kalo udah kekenyangan >_<

    ReplyDelete
  2. yah, harus habis. terutama kalo ke pesta tuh jgn ambil banyak tapi gak abis. ambil secukupnya aja.

    ReplyDelete
  3. kalo masih tersisa, saya langsung dapat teguran dari ibu..
    dan saya pun mau gak mau saya makan lg tu sisa, walau perut saya sebenarnya menolak..hehe

    piye kabre mas??

    ReplyDelete
  4. buat teh Clara:
    Wah, ketemu lagi nih.... hehe jangan nyisa pokoknya teh

    buat Teh Fanny:
    Sip, semangatnya sama... ambil secukupnya

    buat didine:
    Haduh, ini didine yang mana ya... aku setuju banget tuh sama ibumu... oke2

    aku ya gini2 aja, baik2 aja

    ReplyDelete
  5. kontemplasi yg sederhana tapi daleemmm :)
    nice!

    ReplyDelete
  6. Hm.... Memang demikian mbak... Dari hal yg kecil dulu

    ReplyDelete