Thursday, December 20, 2012

Apa yang Tabu bagi Orang Amerika

(www.counter-currents.com)
Di Indonesia, soal menyoal tabu ada banyak jenisnya. Bagi yang tahu apa tabu itu, mudahnya ini adalah suatu hal yang bila dibahas atau dilakukan, atau mungkin dipikirkan saja akan menimbulkan perasaan tak enak atau timbul pelarangan, pamali dan tak boleh.

Banyak ha tabu di Indonesia ini: bicara soal orang yang sudah mati, bicara soal alat kelamin, bicara tentang tuhan, melangkahi kuburan, bicara soal sex, mendebat guru, duduk atau berdiri lebih tinggi dibanding orang lebih tua, duduk di depan pintu, tak boleh main lebih dari jam 6 malam, dan masih banyak lagi.

Hal itu semua dianggap tak baik untuk dilakukan karena ada analoginya masing-masing. Maksudnya, ada semacam kepanjangan penafsiran di sana.

Misal, kalau kita bicara soal sex, maka intinya adalah tak sopan dan ini hanya bisa dilakukan oleh orang yang sudah menikah. Itu pun kalau perlu diam-diam. Soal tak boleh duduk di depan pintu, anggapannya nanti jodohnya susah. Dan masih banyak analogi dan penafsiran lainnya.

Berdiri ditempat kebih tinggi daripada orang yang lebih tua berarti bak menginjaknya. Makan sambil berdiri bagaikan hewan. Dan kiranya masih banyak lagi.

Hal yang sangat berbeda akan kau temukan bila kau melihat kehidupan orang Amerika. Hal-hal semacam di atas, bagi mereka tak punya analogi dan oke-oke saja dilakukan. Tak ada ceritanya duduk di depan pintu akan menghambat jodoh. Berdiri lebih tinggi dan mendebat orang yang lebih tua sah-sah saja. Sex pun adalah hal biasa.

Lalu apa tak ada yang tabu bagi orang amerika? Ada-ada saja.

Bukan saja hukuman sosial
Amerika adalah negara yang tumbuh bukan berawal dari kerajaan atau sebuah kedigdayaan suku tertentu. Ia benar-benar dibentuk oleh para imigran yang ingin mencari dunia baru.

Banyak macam orang yang membentuk negara ini. Mengingat bahwa orang Whites pada dulunya selalu berada pada kasta tertinggi, Amerika tak mungkin terbentuk dengan sejarahnya tentang perbudakan orang Blacks, pembunuhan Native Americans, dan perang sipil-nya.

Pada perkembangannya, Amerika menjadi negara yang dipaksa oleh masyaraktnya untuk mengakui segala bentuk perbedaan untuk di duduknya sebanding dan sama. Mungkin pada 40 tahun terakhir, equality adalah hal yang paling sakral untuk diakui dan dijunjung semua orang di sana.

Kini, segala bentuk diskriminasi adalah hal yang paling tabu di negara ini. Isu-isu macam rasisme, disability dan gender adalah hal yang sangat sensitif.

Merendahkan martabat orang lain sebagai manusia adalah hal yang paling tabu di negeri Paman Sam itu. Menyindir orang dengan bercanda soal penampilan dan bentuk fisik adalah kejahatan kemanusiaan.

Konsekuensinya bukan saja hukuman social yakni dikutuk oleh masyarakat, tetapi bila diperkarakan secara hukum, penjara bukan hal yang tak mungkin bagi pelakunya. Beberapa waktu lalu di negara bagian Minnesota terjadi kasus demikian.

Sekolah pun minta maaf
Sebuah video diupload di YouTube oleh dua orang mahasiswi yang sedang menggunakan make-up berwarna gelap. Di dalamnya, mereka yang adalah orang White berbicara menggunakan aksen orang Black. Meskipun di dalamnya mereka tak sama sekali mengejek orang Black, video ini dianggap sebuah pelecehan rasis.

Ketika akhirnya banyak orang yang mengutuk video ini, pihak sekolah langsung meminta maaf. Bayangkan saja, sampai sekolah mereka pun harus minta maaf untuk ini! Dua mahasiswi tersebut pun juga langsung mengutarakan penyesalannya karena intensinya memang hanya bercanda. Situasi ini menunjukkan bahwa soal-soal demikian bukanlah hal yang bisa dibuat main-main.

Kembali ke Indonesia, kebalikan semua itu langsung bisa ditemukan. Orang sangat mudah mengejek orang lain karena fisiknya. Bukan berarti di Amerika tak ada orang demikian, tetapi di Indonesia ini bahkan menjadi bahan leluconan di banyak acara TV nasional.

Di kehidupan sehari-hari di US memang ada, tak banyak. Tapi tak mungkin hal ini muncul di media umum kecuali menjadi bahan kutukan oleh masyarakat.

Di Indonesia, hampir semua acara komedi selalu membawa lelucon yang merendahkan orang lain karena fisiknya. Di kehidupan nyata pun juga sedemikian banyaknya. Tanpa sadar, kita masih memandang sebelah kawan-kawan kita yang berasal dari bagian timur karena fisik mereka yang tak bagus seperti apa media ajarkan pada kita.

Kita terus, tanpa sadar diajarkan bahwa, cantik atau tampan itu adalah berkulit terang, hidung mancung, rambut lurus, badan langsing, dan lain-lain. Bukankah demikian?

Kini, apa kau masih bilang bahwa Barat adalah mereka yang tak punya sopan santun dan tak beradab? Lalu budaya kita itu penuh tata karma dan saling menghormati? Semuanya relatif. Semua juga punya aturannya sendiri-sendiri. Kita saling belajar saja satu sama lain.

10 comments:

  1. Yang terbaik tentu saja menghargai dan menghormati kebiasaan2 org lain/ negara lain.

    Diindonesia tabu bekum tentu disana, begitu jg sebaliknya...

    ReplyDelete
  2. bagaimana dengan penggunaan tangan kanan dan kiri, kak? apakah tangan kiri tetap dianaktirikan dan tangan kanan tetap dianggap paling baik, terutama ketika kita memberikan sesuatu pada seseorang??

    ReplyDelete
    Replies
    1. sama saja. aku sering kasih tugas ke dosen pakai tangan kiri. bahkan hanya aku geserkan di atas meja karena dosennya agak jauh. kasih orang sesuatu pakai kanan kiri sama saja.

      Delete
    2. itu kebiasaan yg sudah dibawa dari Indo, atau yang sengaja di lakukan ketika di Amerika untuk adaptasi?

      Delete
    3. kebiasaan di sana. dan terbawa ke indo instead.

      Delete
  3. kritis kowe bro,mantab,suwun ilmune

    ReplyDelete