Saturday, February 20, 2010

Be a Good Listener!

Eh kamu tu denger ngga sih yang aku omongin?
Kamu ngerti ngga sih? Aku ini bla..bla..bla….

Ucapan di atas sering saya alami. Bentuknya sih ngga persis-persis amat, tapi ya genre-nya seperti itu. Kadang saya sendiri yang mengucapkan, tetapi sering kali teman saya yang mengucapkannya kepada saya. Kamu sudah mengerti kan maksudnya……saya bukan pendengar yang baik. Yup, kali ini saya ingin sharing masalah bagaimana menjadi ‘Pendengar yang Baik’. Ini umumnya untuk para pembaca tetapi khususon bin specially untuk saya sendiri.

Saat berkomunikasi, baik itu sedang ngobrol, bercengkrama, atau berdiskusi (perasaan semua sama aja deh) terjadi interaksi interpersonal antara dua pihak. Interaksi ini jelas membutuhkan stimulus maupun feedback cepat dari masing-masing pihak. Kasarannya itu nyambung. Stimulus adalah pembuka interaksi tersebut.

Sebelum feedback muncul, ada proses yang dinamakan listening atau mendengarkan, bahasa jawanya ngerungokke. Menjadi pendengar yang baik akan mejaga kelangsungan interaksi yang terjadi. Nah, biar ungkapan diujung awal tulisan ini ngga ujug-ujug keluar, maka menjadi pendengar yang baik itu sangat sangat diperlukan, bukan hanya dari satu pihak, tetapi kedua-duanya.

Seperti yang saya sampaikan sebelumnya, saya itu bukan pendengar yang baik. Saya tidak tahu Kamu bagaimana. Apapun saya maupun Kamu, menjadi pendengar yang baik dalam berkomunikasi adalah harga mati.

Menjadi pendengar memang susah. Pinginnya kita itu talk talk talk doang. Tapi memang harus disadari, talk alias ngomong doang tidak akan memberi solusi. Kita butuh saran dan kritik dari lawan bicara kita. Nah, satu-satunya cara terbaik adalah menjadi good listener (pendengar yang baik).

Menjadi good listener itu ada ilmunya. Pertama, menunjukkan empati. Pembaca yang terhormat, empati itu berbeda dengan simpati. Kalau simpati itu hanya sebatas mengerti (ikut serta merasakan) perasaan orang lain, tetapi empati itu lebih. Di samping mengerti, empati juga berisi respon verbal yang riil. Jadi kalau pas ngobrol, teman Kamu itu sedih, selain Kamu bisa mengerti perasaannya, Kamu juga harus bisa menunjukkan mimik yang sedih, bukan malah tertawa dan ikut-ikutan slogan di sebuah iklan rokok, Susah liat orang senang, senang liat orang susah.

Kedua, menunjukkan ketertarikan. Lawan bicara akan BT kalau Kamu tidak tertarik. Jadi, sambutlah apa yang lawan bicara sampaikan dengan antusias. Tetapi, kalau memang omongannya udah ngalor ngidul,ya mohon undur diri saja.

Terakhir, menunjukkan pengertian. Feedback yang Kamu berikan itu haruslah sesuai dengan topik pembicaraan. Sekali lagi, kasarannya nyambung. Dengan begitu, si lawan bicara akan merasa dihargai. Kalau memang tidak mengerti, ya bilang saja kalau belum mengerti , toh pasti lawan bicara mau mengulangi. Kan ini bukan radio.

Sepertinya dari tadi tulisan ini seperti memojokkan kita ya…? Seakan-akan kita saja yang harus mengerti. Namun, menurut hemat saya, menunjukkan pengertian lebih dahulu itu lebih mulia dan lebih bijak. Mengertilah diri sendiri sebelum mengerti orang lain.


Baca juga tulisan ini di Kompasiana-ku

Tulisan ini, selain sebagai tulisan lepas, juga diikutsertakan Djarum Black Blog competition Vol. 2. Event ini diadakan oleh PT Djarum yang familiar dengan program inovasinya Blackinovationawards dan Black Community.



*sumber gambar bisa diklik langsung pada gambanrnya (freespirit.com)

7 comments:

  1. aku sering banget dicurhatin, dan mata emang gag bisa lari kemana2 dan emang harus menyimak biar bisa jadi pendengar yang solutif, alias pendengar yang memberi solusi, tapi kalo lagi pusing minimal mendengarkan aja

    dan paling gag suka kalo gantian curhat malah dinggal maen hape ato laptop rasanya ...pengen marah tau gitu mending disimpen sendiri...

    bagus loh postingannya...

    ReplyDelete
  2. selalu mendengar dan sedikit berbicara...patut dijadiin moto hidup tuh...

    ReplyDelete
  3. buat teh maiank, sebelumnya makasih udah follow

    emang begitu teh. kadang emang kita jadi pendengar yng baik, tapi yang lain mengabaikan. tapi tuhan itu mahatahu dan mahaadil.

    kebaikan pasti akan dibalas kebaikan. terus tebarkan uswatun kasanahnya teh.

    ReplyDelete
  4. buat kang tariq
    makasih motonya kang.

    aku akan coba itu, listen more talk less

    ReplyDelete
  5. How to be a good listener bukanlah hal yang mudah. Apalagi untuk bisa berempati. Benar, semuanya harus mulai dari diri kita sendiri.
    Insya Allah, dengan kesungguhan dan terus "berlatih" kita pasti bisa...keep trying..

    ReplyDelete
  6. buat kang Ugi

    setujuu kang keep trying n trying
    Tuhan akan selalu memahami keinginan makhluknya!

    ReplyDelete
  7. Sebel banget kalau ketemu orang macam ini. Seperti rekan kerjaku, kalau aku ngomong awal2nya dia respon, trus sudah lanjut obrolan berikutnya omonganku ga ditanggapin, dia hanya diam dan tidak ada respon sama sekali, seperti nggak denger, jadi seperti aku ngomong sendiri.

    Aneh banget orang macam ini dan aku jadi males mo ngobrol ama dia!

    ReplyDelete