Setiap negara mengirimkan satu wakilnya pada pertemuan itu. Setiap negara disilakan untuk memilih satu utusan terbaiknya untuk datang dan berembug di pertemuan itu. Tak ketinggalan, Indonesia juga mengirirm.
Kai adalah tempat sampah yang beruntung. Ia terpilih sebagai wakil Indonesia. Ia berasal dari Jakarta. Ini adalah pertama kalinya ia bepergian jauh. Dan, sebelum berangkat, ia berpamitan pada teman-temannya sesama tempat sampah.
"Kai, jangan lupa nanti bawa informasi yang banyak. Sekalian oleh-oleh..," pinta seorang teman.
"Ok, sip lah..minta doanya ya!"
Awan masih berhamburan di langit yang cerah. Sepertinya ikut senang mendengar keberangkatan Kai ke Singapura.
****
Menggunakan pesawat terbang, Kai menuju Singapura lewat Bandara Soekarno Hatta. Beberapa saat kemudian ia sudah sampai karena memang jarak Jakarta-Singapura dekat. Akai senang sekali. Ini adalah pengalaman pertamanya naik pesawat.
Kai dan utusan-utusan dari negara lain kini tiba di Bandara Changi. Setelah tiba di Singapura, mereka tak langsung menuju tempat pertemuan. Oleh panitia, seluruh utusan diinapkan di sebuah penginapan. Satu kamar akan di isi dua orang. Sementara, di perjalanan, Kai terheran-heran.
Ia temukan semua tempat sampah di Singapura begitu sehat. Mereka terawat dan ada beberapa yang gemuk. Menandakan kalau mereka selalu diperhatikan. Jalanan terlihat sangat bersih. Sepertinya sampah-sampah telah di buang ke tempatnya. Mungkin karena sering diberi makanan berupa sampah, tempat sampah-tempat sampah di Singapura jadi sehat dan agak gemuk. Lalu ia melihat dirinya sendiri. Kurus kerempeng dan agak lusuh. Ada bagian tubuh yang lecet, sana-sini. Dalam hati, Kai bertanya-tanya, "Mengapa ini bisa terjadi? Mengapa berbeda?"
Tanpa diduga, di penginapan Kai mendapat teman sekamar bernama Lay, ia asli Singapura. Dan, seperti yang Kai lihat tadi, sebagai tempat sampah Singapura, Lay begitu sehat, bersih, dan agak gemuk. Badannya juga bersih.
"Hi, salam kenal. Aku Lay. Kamu?" tanya Lay.
"Aku, Kai."
"Dari mana kau, Kai?"
"Dari Indonesia."
Sebentar saja, Kai dan Lay sudah akrab. Mereka saling bercanda ke sana-sini. Maklum, bagi Kai, ini adalah hal yang tak akan pernah ia lupakan. Mendapat teman baru. Apalagi dari negara maju seperti Singapura.
Lay dari tadi memerhatikan betul badan Kai. Ia manggut-manggut. Tampak jelas kalau ia tahu sesuatu. Lalu, Kai memberanikan untuk bertanya, "Hmm..Lay, ada apa ya? Ada yang salah?"
"Kau kurus sekali. Tak pernah dimasuki sampah ya? Kau juga lusuh nan telihat tak dirawat."
Kai jadi malu sendiri. Penampilannya memang seperti Itu. Tapi lantas ia balik bertanya, "Memang bagaimana orang Singapura memperlakukanmu?"
Saat itulah Lay menceritakan sesuatu.
"Kai, teman-temanku banyak. Hampir di setiap sudut di Singapura punya tempat sampah. Orang-orang di sini juga peduli dengan sampah. Kalau di negaramu?"
Kai hanya geleng-geleng. Pertanda ia menjawab tidak. Apa yang ia temukan di Indonesia, apalagi di Jakarta adalah sebaliknya. Hanya terdapat sedikit tempat sampah di tempat umum. Tapi yang sedikit itu pun dicampakkan dan tak terurus. Bahkan juga tak pernah diisi sampah, karena memang orang Indonesia kebanyakan tak buang sampah pada tempatnya alias sembarangan. Sementara Lay masih bersemangat bercerita.
"Kai, orang Singapura itu tahu kebersihan. Sampah sekecil apapun mereka buang ke tempat sampah. Mungkin ini yang membuat aku agak gemuk. He..he..Kalau di negaramu?"
Kai kembali mengulang geleng-gelengannya. Kai sendiri bingung. Apa yang ia lihat di Jakarta jauh berbeda. Orang orang tak peduli dengan tempat sampah. Tempat sampah cuma jadi pajangan di jalan-jalan. Keadaannya pun tak terawat. Pantas saja kalau badan Kai kurus. Orang di Indonesia itu tak peduli dengan sampah. Main buang seenaknya. Kai terbuai dalam lamunannya.
"Heh, kai, jangan melamun!" ujar Lay.
****
Esok harinya, pertemuan berlangsung ramai sekali. Kai bersemangat sekali. Ia bertemu dengan teapt sampah-tempat sampah dari seluruh dunia. Kesempatan ini ia manfaatkan utnk berbagi pengalaman. Ia ingin mencari pengetahuan sebanyak-banyaknya tentang sampah. Pengetahuan ini yang akan jadi oleh-oleh buat temannya. Ia ingin sampaikan pada orang-orang agar peduli sampah.
Dan di pertemuan itu disimpulkan sebuah kesepakatan internasional. Yang unik, kesepakatan itu hanya berisi 5 kata denga tiga tanda pentung di belakangnya.
"AYO, BUANG SAMPAH PADA TEMPATNYA!!!"
“Lumayan buat oleh-oleh..”, kata Kai dalam hati.
****
Jakarta, 23 Maret 2010
Jazz Muhammad
Cerpen ini diikutkan lomba, tapi ngga menang (hehe.. bodo amat..)
*sumber gambar bisa diklik langsung pada gambanrnya (http://idemerdekaku.blogdetik.com/files/2008/09/sampahidup576.jpg)
nih ada tempat sampah....utk buang sampah.
ReplyDeletebtw, fanda itu teman blogger yg bikin blog bareng
mana-mana teh?
ReplyDeletesip2
wah cara yg unik untuk mempropagandakan program buang sampah pada tempatnya...hihi, jakarta kotor nih emang, perlu penambahan Kai-kai yang lain XD
ReplyDeletemakasih teh clara
ReplyDeletethx ya dah mau mampir ke aku.........
ReplyDeletedah aku folow balik....
slm kenal ya.......
sama2
ReplyDeletejadi malu sendiri, elok kalau buang sampah suka asal.. abis males ke tempat sampahnya,,, hehheee..kecuali tempatnya emangbener bener bersih,,, nice posting.. inspiratif.. ^____^
ReplyDeleteorangnya juga yang males buang sampah plus tong sampahnya juga jarang. Gw kalo mau buang sampah di sepanjang jalan tegal parang susah banget nyari tong sampah. :)
ReplyDeletewaduhh..kalo pas dijalan aku sering buang sampah permen atau makanan kecil laina di dalem tas... *termasuk buang sampah sembarangan g ya* hehee.. :D
ReplyDeleteKalau utusan dari negara maju di eropa seharusnya lebih kurus daripada si Kai. Karena di negara maju lebih efektif menggunakan barang dan lebih sedikit menghasilkan sampah...
ReplyDeleteSangat inspiratif......
buat teh elok:
ReplyDeleteAyo teh jangan buang sampah sembarangan
Buat fathur:
yah kan bisa disimpen di kantong...
buat teh ieyas:
ReplyDeletewah itu bagus...
buat bejo:
thx yah..
bagus kok... laen kali moga2 bisa menang^^
ReplyDeletebuanglah pacarmu pada tempatnya eh sampah heheh, banyakan orang klo ada tempat kosong di anggap tempat sampah, jadi ya buang di mana2 :0
ReplyDelete