Saturday, July 7, 2012

Membuka business di US

JAKARTA-JAZZMUHAMMAD - Sebagai negara maju, Amerika memiliki standar untuk apapun. Mulai dari hukum hingga ukuran ember ada standarnya. Kalau di Indonesia mungkin ini semacam SNI.

Nah, standar ini juga berlaku dalam membuka business. Di Indonesia, orang membuka business atau usaha yang buka saja. Mau jualan nasi uduk atau nasi pecel, gelar saja meja di depan rumah lalu jual nasinya. Buka bengkel, siapkan saja alat-alatnya, pasang papan namanya, lalu buka-lah usaha bengkelnya.

Berbeda dengan di Indonesia, di US ada sebuah lisensi atau izin untuk membuka usaha. Setiap usaha yang menghasilkan uang akan didaftar oleh pemerintah federal. Pemerintah akan melakukan inspeksi mengenai banyak hal tentang kebersihan, kelayakan, dan masih banyak lagi.

Apabila seseorang membuka usaha yang dilakukan dalam kurung waktu tertentu namun tak berlisensi, negara berhak membubarkan usaha tersebut. Jadi jualan nasi ke tetangga tidak diperbolehkan tanpa ada lisensi.

Bagusnya dari system ini adalah setiap barang yang sampai ke konsumen di US pasti terjamin kualitasnya. Dalam hal alat-alat rumah tangga, alat-alat yang dijual ke warga US adalah barang yang tak mudah rusak.

Scheels, raksasa toko olahraga di US
Soal lain, soal fashion misalnya, tak ada barang palsu di sana. Kalau ada celana Levi’s, berarti itu asli Levi’s. kalau ada tas Guess, maka tasnya pasti asli.

Soal makanan, setiap makanan yang akan dimakan oleh warga US sangat terjamin kesehatan dan kebersihannya. Maksudnya, bukan berarti semua makanan bebas kalori dan lemak, tetapi setiap makanan pasti memiliki nutrition facts yang konsumen bisa melihat-lihatnya sebelum menetukan mau beli apa tidak.

Untuk semacam restoran, setiap rumah makan di US diharuskan memiliki standar kebersihan dan layanan yang ditentukan negara. Jadi, makanan yang disajikan tak boleh mengecewakan konsumen.

Di grocery stores, daging-daging, sayuran, susu, dan buah-buahan yang dijual sangat berkualitas. Aku tak pernah lihat daging gelonggongan dijual. Tak ada jeruk yang kotor kulitnya. Begitu juga pisang. Pisang yang dijual di US semuanya berkulit mulus dan bersih dari noda. Untuk sayurannya, semuanya segar dan bila waktu kadaluarsanya telah lewat, maka akan dibuang segera mungkin.

Karena masyarakat US itu terdidik dan sadar hukum, standard dan lisensi itu sangat dipatuhi. Sebab setiap konsumen punya hak menuntut secara hukum pemilik business bila mereka mengecewakan konsumennya.

Bagiku, system tersebut akan memberikan keuntungan baik bagi konsumen dan produsen. Konsumen akan mau membayar mahal makanan, barang, dan layanan apapun yang mereka beli karena produsen pun akan berusaha memberikan barang atau jasa mereka sebaik dan sememuaskannya. Oleh karena itu hanya barang-barang terbaik-lah yang akan dikonsumsi oleh warga US.

System standardisasi ini juga sangat menguntungkan negara melalui pemasukan pajak. Semua business tercatat sehingga pemasukan pajak pun juga dapat dimonitor. Oleh karena itu, dana pajak di US sangatlah besar. Bagusnya adalah pemerintah US sangat peduli dengan layanan umum. Jalan-jalan d US sangat bagus, sidewalk tersedia dimana-mana, juga taman-taman kota sangat bersih dan rapi.

Seperti di Fargo, saking pedulinya pemerintah dengan kondisi jalan di sana, setiap summer jalan-jalan utama diperbaiki.

Namun, di sisi lain, system ini menjadikan warga US sangat susah untuk membuka business sendiri. Untuk grocery stores misalnya. Wal-Mart menjadi raksasa di pasar ini sebab untuk mendapatkan lisensi dan juga perizinannya membutuhka waktu dan biaya lama.

Hal ini tentu memberi kemudahan bagi mereka yang telah memiliki capital atau modal besar. Store-store seperti Wal-Mart, Target, JC Penny, Macy’s, dan Scheels tentu tak akan tertandingi.

Tapi ada juga usaha yang tak perlu izin. Biasanya usaha yang sifatnya temporer seperti jualan cookies untuk donasi. Tak hanya cookies, macam produk yang dijual untuk donasi sangat banyak macamnya di US.

Ada juga namanya garage sale. Ini unik bagiku. Jadi orang US yang sudah anggap barang-barang dan perkakasnya terlalu banyak dan sudah tak digunakan, mereka akan menjualnya seperti toko di garasi mereka. Baju, jaket, sepeda, sepatu, alat-alat kerja, sampai hiasan rumah seperti guci, lukisan, dan masih banyak macam lainnya.

Menarik bukan?

2 comments:

  1. Aku nggak percaya kalau barang palsu nggak ada di Amerika. Belakangan. louis vuitton memprotes seorang artis yang dateng ke sebuah talkshow dengan LV KW. Kim Kardashian juga sempet ke gap bawa tas Palsu karena tangannya sampai melepuh. Itu juga dialami cristina aguilera.
    LV akhirnya punya pengawasan tersendiri thdp tas KW itu. Oh iya, seperti banyak negara lain, amerika seering bermasalah sama KW China. Mulai dari suku cadang kendaraan sampai peralatan rumah tangga.

    ReplyDelete
    Replies
    1. kau benar juga. memang tak 100% semua produk di US adalah original. tetapi jumlah yang palsu akan sangat sedikit sekali dibanding dengan yang aslinya. dan berita tentang artis, itulah media. tentu kau tahu bahwa media pun tak 100% benar.

      Delete