Adalah sebuah kebanggaan yang tiada tara ketika sesorang bisa menjadi wakil sebuah entitas yang amat dicintainya. Ini adalah momen terbaik ketika sesorang telah didapuk menjadi the front line troopers of the nation. Mereka benar-benar menjadi the first impression bagi seluruh kapasitas yang dimiliki.
Sebenarnya tanggung jawabnya bukanlah pada lapisan terdepan saja, tetapi pada seluruh lapisan hingga yang paling dalam. Namun, tanggung jawab the front liner menjadi lebih penting karena ketika mereka terjebak kegagalan, maka keindahan-keindahan pada lapisan-lapaisan selanjutnya akan menjadi barang usang yang tak pernah akan orang berkenan melihat, atau bahkan sekedar melirik. Maka, adalah pantas untuk menyematkan perhatian penuh pada the front liner ini.
Dalam konteks ini, T-ta Paramadina (T-ta) sejenak kiranya akan menjadi the front liner itu. Berdiri sejak April tahul lalu, T-ta telah mecatat beberapa keberhasilan. Sebagai oragnisasi kemahasiswaan yang berupaya melestarikan tarian tradisional, T-ta berhasil menebar pukau dan pesona pada mata-mata pengunjung seminar, workshop, dan kegiatan lainnya dalam skala nasional. Dan kini, sebentar lagi, mereka masih akan menyajikan tampilan gerak tari nusantara, tetapi dalam konteks yang lebih besar, konteks internasional, konteks dunia.
Bukan Pada 7-23 Agustus 2010, teman-teman dari T-ta yang berjumlah 23 orang akan mengikuti dua festival kebudayaan berskala dunia di Polandia. Adalah acara bertajuk World Folk Review Integration 2010 yang menjadi ajang pertama yang akan dilakoni. Festival besar yang digagas oleh seorang Dariusz Majchrowicz, seorang manajer artistik, direktur and koreografer grup Folk Dance "Poznan", ini akan berlangsung pada 8-16 Agustus 2010 di Kota Poznan. Semoga sukses T-ta!
Hari berikutnya, 17 Agustus 2010, bertepatan dengan hari kemerdekaan negeri tercinta ini, T-ta akan melawat ke KBRI (Kedutaan Besar Republik Indonesia). Tentu ini akan menjadi sebuah kebanggaan tersendiri ketika orang-orang Indonesia yang berada di sana bisa kembali merasakan keindahan mozaik kebudayaan dari negeri mereka yang separated away. Ini ‘kan menjadi pelepas dahaga kerinduan akan suasana negeri yang terpisah jauh. Semoga berhasil T-ta!
Hingga pada 18-23 Agustus 2010, kawan-kawan T-ta akan melibatkan diri pada Internasional Folk Festival di kota bersejarah Warsawa. Sebuah perjuangan yang tak mudah. Selama dua minggu mereka akan menjadi “tameng muka” bangsa ini. Maka jangan anggap kalau ini adalah tugas mudah, jangan anggap ini tugas sepele yang bersikan jalan-jalan santai ke luar negeri, tetapi adalah tanggung jawab besar atas nama besar negeri Bumi Pertiwi ini, juga pada entitas pendidikan bernama Paramadina.
Embanan tanggung jawab itu menjadi sangat penting untuk dihargai karena dalam konteks finansial, aktivitas ini pun benar-benar didukung hasil jerih payah yang diperas langsung dari setiap ide-ide kawan-kawan T-ta dalam meluluhkan hati para sponsor soal urgensitas kegiatan ini.
Tecatat beberapa sponsor pun tak segan ikut bergabung seperti Bank OCBC NISP, Grand Indonesia, PT Djarum, Rajawali Group dan sponsor utamanya Global Media Group. Bergabungnya institusi-institusi tersebu juga tak terlepas dari dukungan pihak Kampus Paramadina lewat aksi tanggap seorang Wijayanto, salah seorang deputi rektor. Terima kasih, Pak!
Kesungguhan T-ta dalam menggalang pendanaan juga ditunjukkan melalui komitmen mereka dengan “merelakan diri” berjualan makanan kecil, baik dengan diam-diam (klandestin) atau juga terang-terangan, di beberapa tempat seperti Senayan, Monas, Ragunan, Museum juga mendirikan stan penjualannya di kampus. Acara manggung “tanpa bayar” pun mereka lakoni demi kesuksesan kegiatan ini.
Di sana, kawan-kawan T-ta ‘kan memberikan sajian terbaik mereka dalam tari-tari tradisional negeri seperti Tari Sedati dari Aceh, Tari Lenso dari Maluku, dan Tari Betwai juga Tari Saman, Tari Kalimantan, dan Tari Zapin. Beragam tarian itu akan mereka bawakan demi keluhuran citra negeri kaya Budaya ini, Indonesia, sebuah negeri yang terdiri dari 17.504 pulau, 10.068 suku bangsa, 615 bahasa, 3.025 spesies binatang, 47.000 jenis tumbuh-tumbuhan, 300 gaya seni tari, dan 485 lagu daerah, yang Segala sesuatunya teriikat dalam satu ikatan Bhinneka Tunggal Ika dan rasa cinta Tanah Air, bangsa, dan negara (Kompas, 2010).
Pemahat
Maka, bila dibayangkan, T-ta ini pemahat sekaligus penjual mozaik berjalan yang siap sampaikan pada dunia akan eksistensi keunikan dan keagungan budaya Nusantara ini. Dengan penuh semangat saya sampaikan, Selama jalan, Kawan! Perjuangan ini bukan sebuah hal yang mudah, yang bisa dianggap sekedar jalan-jalan, tetapi ini adalah misi mulia, sebuah perjalanan penuh tanggung jawab atas sebuah entitas yang bukan main-main.
Sudah barang tentu tak semua orang bisa mendapatkan kesempatan emas seperti ini. Kini, nama baik mozaik nusantara ada di tangan mereka. Apapun tidakannya, akan menjadi preseden yang signifikan efeknya.
Tanggal 31 Juli 2010 kelak, adalah acara Gelar Pamit yang akan diselenggarakan. Saya harap momen ini benar-benar menjadi titik tumpu lecutan semangat kawan-kawan T-ta. Mereka ini pemahat-pemahat mozaik negeri yang dengan susah payah akan berjualan di negeri lain. Yang diharapkan bukanlah hasil penjualan, tetapi kepuasan serta optimisme bahwa mozaik itu kan dapat penghargaan oleh dunia.
Terakhir, saya tak mungkin terlibat langsung dalam kegiatan mulia ini. Namun setidaknya tulisan ini bisa mewakili kegembiraanku yang tak diduga ikut menyeruak ke permukaan perasaan atas perjuangan ini. Selamat jalan selamat berjuang, Kawan-kawan!
Kalian akan terbang dengan banyak beban, tapi semoga pulang dengan banyak gegap gempita kegembiraan yang kan langsung menyebar laksana awan yang menyelimuti gunung. Sebuah selimut kepuasan akan capaian terbaik saya, dan mungkin oleh teman-teman lain, tunggu-tunggu. Karena mungkin selama kalian pergi, kami kedinginan dalam ketidaktahuan yang berpadu dalam sebuah penantian yang mendebarkan. Semoga sukses, Kawan-kawan!
****
Tulisan ini saya khusus persembahkan untuk Keberangkatan T-ta Paramadina ke Polandia 7-23 Agustus 2010. Semoga sukses, Kawan!
Jazz Muhammad
Jakarta, 8 Juli 2010
Selesai di pojokan kamar sehabis bercerita ria dengan salah satu personil T-ta Paramadina..
Kalau berkenan, sila berkunjung juga pada Gelar Pamit T-ta Paramadina
sukses ya buta T-ta...semoga bisa menjadi hujan di kala kemarau bagi image Indonesia^^
ReplyDeletewah salut dah, sukses slalu ya :D
ReplyDeleteKereen.. ke polandia bwa nama baik indonesia, :D
ReplyDeletebuat Aby:
ReplyDeletehehe pertama di sini mah mudah... lha wong ngga ada yang komen...
buat teh alice:
hehe itu boleh juga kiasannya
makasih2
buat septian:
wah, teman baru nih... doanya disampaikan nanti...
buat teh elok:
emang keren, Teh... doanya ditunggu n diharap2
Wow.. semoga sukses bawa nama harum bangsa ya.. salut deh buat anak-anak muda itu.. :) lama ga maen nih Jazz..
ReplyDeleteSalut banget deh gw!!!
ReplyDeleteSemoga sukses dan bisa mengharumkan bangsa Indonesia yah :-)
Amin...
ReplyDeletesemoga sukses disana...
Indonesia memang kaya akan budaya.
saya doa kan semoga sukses aja
ReplyDeletebuat teh Clara:
ReplyDeleteweee... baru komen lagi nih hehe...sip2
buat teh Susan:
ayooooo... makasih2
buat Gamer:
kami semua mendoakan....
buat Agung:
iya semoga sukses!!!