In front of microwave, stove, and oven |
Maka yang terjadi adalah desain rumah di Indo yang terlihat sangat bervariasi. Dari yang kecil sekali hingga besar seperti istana. Di Blitar, kampung halamanku, ada sebuah rumah yang berdiri megah seperti istana. Besar sekali. Tapi kalau dilihat samping kanan-kirinya, rumah ini sepertinya dibangun bukan pada tempatnya.
Kanan kirinya adalah perkampungan biasa dengan rumah-rumah yang kecil dan juag banyak warung-warung. Nah, ketimpangan ekonomi pun sangat terlihat. Akhirnya, mungkin demi “keamanan”, sang istana pun dilengkapi tembok super tinggi dan tebal.
Di Indo, yang kulihat, orang membangun rumah tak ada aturan yang mengaturnya. Pemerintah kota juga tak memedulikan bagaimana desain rumah, sanitasinya, dan juga segala macam keperluan lainnya: jarah antar rumah, jenis bahan bangunan, dan juga jarah rumah dengan jalan.
Bangun rumah ya bangun rumah saja. Kok pake aturan segala.
Nah, di US, pembangunan rumah benar-benar agak rumit. Pemerintah kota sangat pengatur setiap keluarga yang akan membangun rumah. Tak bisa orang asal bangun rumah yang “pokoknya bisa berteduh”.
Rumah-rumah di US tak semuanya punya halaman depan atau front yard. Cuma sebagian besar memilikinya. Seperti di Fargo, semua rumah memiliki front yard yang akan memberi jarak tertentu antara rumah dengan jalan. Di antara rumah dan jalan raya juga pasti ada tempat jalan kaki atau sidewalk. Tapi, untuk sidewalk ini, ada tidaknya tergantung daerahnya.
Kalau di daerah kota besar, maka biasanya sidewalk sudah menempel di badan jalan. Tapi kalau di luar kota, atau disebut country, maka antara keduanya masih ada space untuk rerumputan.
Omong-omong soal front yard, pemerintah kota biasanya mewajibkan pemilik rumah untuk menanaminya dengan rumput. Wajib. Nah, rumput harus dipotong secara berkala sehingga tidak menjadi tinggi. Lah, kan ini halaman-halaman sendiri? Nah, kalau nanti rumput tinggi, pemilik rumah akan kena denda!
Kelihatannya memang tak masuk akal, tapi ya begitulah cara pemerintah kota di US mengatur tata kotanya. Oleh karena itu, setiap rumah, yang punya front yard, harus punya pemotong rumput atau lawn mower.
Nah, untuk perihal di dalam rumah, tiap ada pembangunan rumah baru, maka pemilik harus bisa memastikan kalau mereka punya beberapa perlengkapan dasar rumah tangga yang pastinya akan dibutuhkan.
Heater. Alat ini sangat penting terutama bagi kawasan utara. Seperti di Fargo, sudah pasti semua rumah punya heater. Bayangkan saja kalau pas winter di sana suhunya bisa sampai -25 C. Dingin betul bukan? Dulu heater berupa perapian yang difungsikan setiap hari ketika musim dingin. Kalau sekarang, semuanya sudah elektronik, jadi sudah tak pakai perapian lagi.
Microwave, oven, kompor dan kulkas. Empat alat ini sudah pasti ada di setiap dapur rumah di US. Kompor dan oven menjadi satu. Kompor dan oven ini sekarang kebanyakan sudah berbahan bakar listrik.
Tentang microwave, inilah alat paling unik yang aku temui di sana. Berbentuk kotak, alat ini seperti sangat multifungsi. Tapi intinya, microwave memberikan panas pada setiap makanan atau minuman. Jadi kalau makanannya sudah dingin bisa dipanaskan. Kalau mau membuat air panas juga bisa dengan alat ini.
Omong-omong, orang amerika sangat senang makan makanan instant. Bukan mie instant, tetapi makanan beku yang bisa dibeli di supermarket seperti walmat dan target.
Tetapi seperti mie instant, harga makanan ini juga jauh lebih murah dari pada makanan yang di masak dulu di rumah makan. Makanan beku biasanya sekitar 1-5 dolar, cukup lebih murah dibanding makanan di restaurant yang berkisar 7-20 dolar.
Pemadam kebakaran. Setiap rumah harus punya yang satu ini. Wajib sekali.
Air panas dan dingin. Di US, model keran air biasanya dapat digeser ke kanan dan ke kiri. Nah, yang ke kanan adalah adalah air dingin dan yang kiri yang panas. Jadi kalau mandi atau mencuci piring, air panas dan dingin sudah pasti siap.
Listrik. Yang ini tentu sudah pasti dibutuhkan. Tapi, yang berbeda dengan Indonesia, listrik di US tidak ada batasannya. Maksudnya tidak ada standar pemasangan daya. Pasang listrik yang pasang listrik. Bisa digunakan sepuasnya, asal nanti mampu bayar.
Nah, semua kebutuhan itu sudah harus dipenuhi setiap yang akan membangun rumah. Aturan semacam ini sudah diatur oleh dewan kota. Oleh karena itu, kalau kau ke US kelak nanti, kau akan saksikan sendiri bagaimana negara itu mengatur tata kotanya. Indah sekali menurutku.
Bukan berarti apa yang kita punya di Indonesia jelek. Rumah bagaimanapun juga tetaplah tempat pulang yang paling menyenangkan, bagaimanapun keadaannya. Rumahku sendiri juga tak bagus-bagus sekali.
Tapi informasi dari negeri seberang sana tentu akan jadi wawasan baru bahwa di belahan bumi yang lain kejadian lain sedang terjadi. Mungkin punya kita bukan yang terbaik dan kita bisa belajar dari mereka.
Tapi apa yang dipunya US juga belum tentu menjamin akan memberi kenyamanan seutuhnya. Sebab masih banyak hal yang memberi kedamaian tinggal di rumah selain semua material di atas. Selamat membangun rumah yang damai!
No comments:
Post a Comment