Monday, February 22, 2010

Bersyukur

Ma, ade pengin punya mobil-mobilan baru
Trus, pistol mainan baru
Trus, sepatu baru
Trus…….trus….trus…..
Ade, kan mainan kamu yang kemarin masih ada…..

Dalam kehidupan ini memang banyak hal yang ingin dilakukan oleh seorang manusia, begitu juga Kamu dan saya. Terlalu banyak hal yang memukau keinginan kita untuk memilikinya. Uang, kekayaan, motor, mobil, bahkan kadang juga pacar. Jujur saja, diri ini serasa ingin memiliki segalanya. Itu mah sah-sah saja. Namun, apa memang demikian adanya? Apakah sepatutnya kita terus bersikap seperti itu di kondisi kedewasaan kita ini?

Kalau jawabnya “Ya”, maka kita tak ubahnya anak kecil yang tak tahu apa-apa kecuali hanya senang-senang. Minta ini itu tanpa ada proses berpikir yang tertata. Ya kalau kamu mau sih, juga ngga ada yang nglarang, tapi kan kalau ada opsi lain yang lebih baik mengapa tidak?

Inti dari yang ingin saya sampaikan kali ini adalah bersyukur. Seiring dengan bertambahnya kedewasaan seseorang, maka rasa syukur adalah suatu hal yang sudah tentu juga terus bertambah. Agaknya saya meragukan seseorang yang telah mengaku dewasa tetapi tidak bisa memilah mana hal yang menjadi keinginan (want) dengan yang menjadi kebutuhan (need).

Dalam hal ini, adalah rasa syukur yang membuat sesorang bisa mengesampingkan bahkan menghilangkan keinginan atas hal-hal yang hanya berdasar keinginan. Hal ini memang sangat sulit untuk dilsaksanakan. Bagaimana tidak? lha wong masa punya jam tangan baru ngga boleh, punya mobil mercy baru ngga boleh.

Masalahnya bukan boleh atau tidak boleh. Masalahnya apakah barang-barang itu memang memberi manfaat dan nilai tambah dalam hidup kita. Itu yang menjadi pertimbangan. Mungkin uang yang bisa dibelikan mobil bisa dimanfaatkan untuk membangun sekolah, menyantuni fakir miskin. Intinya pemberian dari Sang Khalik itu bisa dimanfaatkan. Namun, sekali lagi, setuju ngga setuju terserah.

Pembaca yang terhormat, itulah yang saya maksud dengan bersyukur, yakni memanfaatkan apa yang kita punya. Komarudin Hidayat menyebutnya sebagai ‘pendayagunaan pemberian’.

Dengan sibuk mendayagunakan atau memanfaatkan apa yang kita punyai, maka kita pun akan lupa dengan keinginan-keinginan tidak jelas tadi. Kita akan sibuk bagaimana membuat orang lain agar juga mendapatkan keahagiaan seperti kita daripada menghias diri dengan hal-hal yang tidak jelas nilai manfaatnya.

Bukankah hidup ini akan sangat indah bila semua orang bisa bahagia. Kehidupan akan terasa nyaman. Tidak akan ada kekhawatiran mengenai apapun.

Syukur, sekali lagi, memang bukan hal yang mudah dilakukan. Terlalu banyak hal yang bisa menutupi pandangan hati kita untuk mau membantu yang lain. Namun, ini bukan berarti tida bisa dilakukan. Ya ngga?


Baca juga tulisan ini di Kompasiana-ku

Tulisan ini, selain sebagai tulisan lepas, juga diikutsertakan Djarum Black Blog competition Vol. 2. Event ini diadakan oleh PT Djarum yang familiar dengan program inovasinya Blackinovationawards dan Black Community.



*sumber gambar bisa diklik langsung pada gambanrnya.




4 comments:

  1. syukuri apa yang telah diberikan Allah kepada kita lebih baik daripada harus mengeluh keinginan kita yang mengada-ada dan tidak ada gunanya,,,

    ReplyDelete
  2. yup bener sekali thur..mantabbb

    apa adanya saja, dan adanya apa..
    makasih2

    ReplyDelete
  3. selalu belajar dan bersyukur atas segala sesuatunya yang telah dimiliki....kadang gampang2 susah memang...semangat yuk untuk senantiasa bersyukur!

    ReplyDelete
  4. ayuk teh, bersemangat....

    meski gampang2 susah

    ReplyDelete