Wednesday, February 24, 2010

Pemilik Sawit dan Contekan

Gw pinjem tugas lo dunk
buat apa?
Hehe..pinjem ah
ngga mau, usaha donk

Sebagai orang Indonesia, pasti kamu pernah tahu tentang contek menyontek. Ngga SD, SMP, SMA, bahkan perguruan tinggi, ada aja yang nyontek. Sebuah cara jitu bin instan untuk mendapatkan penghargaan. Ya minimal nilai bagus lah.

Memang rasanya itu solusi terbaik agar muka masih bisa ditaruh ditempatnya. Maksudnya? Ya biar ngga malu lah. Kan semalem ngga belajar.

Kalau saya lihat fenomenanya, contek menyontek juga bikin pelakunya kecanduan. Sekali nyontek lalu tak ketahuan, ya nyontek lagi. Rasanya tak perlu usaha untuk mendapatkan nilai yang baik. Tinggal keluarkan rayuan maut bernada mengiba pada yang sudah belajar, dan aba kadabra! Contekan sudah didapatkan, lalu copy paste deh.

Tapi apa memang menyontek itu baik? Kalau mau tanya hati nurani, pastilah jawabannya ngga baik. Kalau udah ngga punya nurani, Mas? Ya jawabannya baik-baik aja. Tapi bagi saya, jawabannya, ngga baik. Syukur mas, masih punya nurani...

Suatu ketika dosen saya bercerita tentang pohon kelapa sawit. Beliau menerangkan kalau sebelum berbuah, pemilik harus menunggu waktu yang tak sebentar. Hampir 4 tahun lamanya tumbuh, baru berbuah. Jadi 4 tahun pemiliknya tak dapat apa-apa. Tapi...(ko' ada tapinya, Mas?) sawit itu akan berbuah selama 20 tahun. Terus...hubungannya dengan contekan?

Kalau kita sadar, maka ada pelajaran dari sawit itu. Ia butuh mengumpulkan energi selama beberapa tahun, baru berbuah. Selama 4 tahun pemiliknya tak punya hasil apa-apa. Tapi kamu tahu, kalau sudah berbuah, berbuahnya sampai 20 tahun. Selam itu juga pemiliknya mendapatkan keuntungan.

Begitu juga dengan belajar. Mungkin untuk beberapa saat kita akan mengalami kejenuhan, tapi jangan salah, keuntungannya jangka panjang. Menyediakan waktu beberapa saat untuk belajar akan memberikan kita bekal masa depan yang gemilang.

Kembali ke masalah contek, sebenarnya hanya memberi kesuksesan semu yang meyuramkan masa depan itu. Mungkin kamu akan dapat nilai baik setelah menyontek, tapi jangan kira nilai yang baik itu akan jamin masa depanmu. Karena sebenarnya memang kamu tak tahu apa-apa. Tak ada yang kita kuasai dengan jalan nyontek. Untuk jangka panjang sungguh tak akan berarti.

Kini sudah saatnya kita sadar bahwa kesuksesan itu tak instan, butuh proses perjuangan yang panjang laksana sawit. Mungkin diawal terasa berat, tapi kesuksesan yang nyata menanti kita. Contekan tak akan menyelesaikan masalah. Bahkan kadang malah jadi musibah, terutama pas ujian. Kalau ketahuan kan susah juga.

Saya kira menyempatkan diri untuk belajar sejenak tak akan merugikan. Buat apa nilai yang baik tapi menipu. Saya teringat pepatah jawa becik ketitik ala ketara. Artinya baik atau buruk itu pasti ketahuan meski sedikit. Kalau memang mampu pasti kelihatan, juga kalau memang tak mampu pun nanti juga ketahuan.


Tulisan ini, selain sebagai tulisan lepas, juga diikutsertakan Djarum Black Blog competition Vol. 2. Event ini diadakan oleh PT Djarum yang familiar dengan program inovasinya Blackinovationawards dan Black Community.



*sumber gambar bisa diklik langsung pada gambanrnya (antarsumut.com).


6 comments:

  1. lagi-lagi contek-menyontek ya?...ni pasti pengalaman pribadi ya?...hehe..
    ada yang luput tuh dari proses pendidikan, yaitu "pendidikan karakter"
    orang jadi lebih suka "sukses sendiri" daripada "sukses bersama"..

    ReplyDelete
  2. bener kang harus ada pendidikan karakter

    pemuda indonesia harus dibekali pendidan terbaik
    karena merekalah lapisan penyangga perjuangan membangun negeri

    ReplyDelete
  3. selamat pagi,....nice poem sobat ^^
    mksh udh follow me .... :)

    ReplyDelete
  4. wah hobby dulu pas sekolah tuh hehehe dalihnya membantu orang tua wkwkwkwk biar cpt selesai sekolahe n nilaine bagus2

    ReplyDelete
  5. buat teh senja...
    sama2, sekalian follow aku dunk..

    ReplyDelete
  6. buat richo
    hehe ni emang pengalamanku kang

    ReplyDelete