Krisis air bersih di Jakarts (Media Indonesia) |
Tapi suatu kali kawanku menegurku, “Mengapa dibiarin sih?!” Mulai dari itu, aku sejenk berpikir: Mengapa anak ini harus menegur? Hanya air, apa peduli. Tapi itu dulu, tak demikian adanya sekarang ini. Tapi bagaimana bisa demikian?
Melimpah tapi kekurangan
Baiklah, asramaku ada di salah satu bilangan di Jakarta. Sudahlah maklum, ketika musim hujan datang, sebagian daerah di Indonesia mengalami banjir, terutama daerah ibu kota. Berita-berita sampaikan kalau orang-orang mengungsi dan kekurangan air bersih! Bagaimana bisa? Bukannya airnya malah banyak kalau banjir?
Berangkat dari fakta itu, aku mulai menyadari bahwa ketersediaan air saja tak cukup untuk kehidupan. Air haruslah bersih untuk hidup manusia: mandi, mencuci, dan yang terpenting minum. Begitu banyaknya air yang akhirnya menggenangi pemukiman, hingga berujung banjir, ternyata tak menjamin bahwa orang-orang punya akses untuk mendapatkan air bersih terutama untuk minum.
Kalau kekurangan air, itu juga masalah. Ujung-ujungnya sama saja, terhambatnya akses terhadap air bersih pun mengancam kehidupan.